Monday, November 5, 2012

KEBERHASILAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH

Jamur tiram merupakan jenis jamur kayu, dan jenis jamur kayu ini mudah dibudidayakan dengan aplikasi teknologi yang sederhana. Pengembangan jamur tiram tidak memerlukan lahan yang luas, cara budidaya mudah, masa produksi jamur tiram relatif lebih cepat sehingga periode dan waktu panen lebih singkat dan kontinyu. Budidaya jamur kayu (jamur tiram) dapat dikelola sebagai usaha sampingan ataupun usaha ekonomi skala kecil, menengah dan besar. Seiring dengan populernya dan memasyarakatnya jamur tiram sebagai bahan makanan yang lezat dan bergizi, maka permintaan konsumen dan pasar jamur tiram terus meningkat. Dalam tulisan ini menguraikan informasi pokok pada budidaya jamur tiram putih, yang dilatarbelakangi adanya permasalahan pembibitan jamur tiram F-3 atau F-4 di tingkat petani. Kegiatan pembibitan jamur tiram dilakukan di Kebun Percobaan Malang, sejak tahun 2007. 
Sebagai langkah awal menjadi petani jamur tiram hendaknya petani belajar sambil bekerja untuk mengetahui dan memahami secara langsung karakter dan kebutuhan lingkungan yang dibutuhkan oleh tanaman jamur tiram ini. Sebetulnya budidaya jamur tiram sangat mudah, sederhana dan teknologinya sudah tersedia. 
Kunci keberhasilan budidaya jamur tiram dipengaruhi oleh (1) Media tumbuh jamur, (2) Proses sterilisasi bag log (F-3 atau F-4) dan (3) Menjaga lingkungan tumbuh jamur yaitu faktor lingkungan dalam rumah jamur yang meliputi suhu, kelembaban ruangan, cahaya dan sirkulasi udara. Yang perlu dipelajari secara baik dan seksama dalam pembuatan media tanam adalah (1) Pencampuran formulasi media harus benar-benar rata, (2) Kandungan nutrisi media tanam mencukupi untuk pertumbuhan tubuh buah jamur   dan (3) Suhu sterilisasi dijaga stabil 100˚C selama sterilisasi. Keempat hal tersebut kalau tidak dapat dipenuhi dapat menyebabkan kegagalan budidaya jamur tiram. 
Dalam pembuatan bibit Jamur tiram terdapat berbagai formulasi, setiap penangkar umumnya memiliki komposisi formulasi yang berbeda, namun demikian terdapat komposisi formulasi standart : Formulasi 1 : Serbuk gergaji kayu albasia (sebagai ancer-ancer 10 kg) , Katul jagung 16%, tepung jagung 4%, CaC03 1%, tetes 1%, dan air 60-70% (bila adonan dikepal tidak pecah). Formulasi 2 : serbuk gergaji kayu albasia 78%, katul padi 20%, CaC03 1%, tetes 1% dan air 60-70% ( bila adonan dikepal tidak pecah). Pengisian kantong plastik dengan campuran formulasi harus padat, agar bibit yang ditanam dapat menjalar merata. Kapasitas kantongan plastik 1,000gr media tanam dan harus tahan panas dengan suhu sterilisasi 100-110˚C dengan lama sterilisasi 4-5 jam. Setelah media selesai disterilisasi didiamkan 24 jam dan kemudian diinokulasi. Selanjutnya bag log diletakkan pada ruang dengan suhu 28-30˚C untuk penumbuhan miselium. Setelah miselium tumbuh 100%, bag log dikondisikan pada lingkungan untuk penumbuhan tubuh body jamur tiram, dilakukan pengaturan suhu rumah jamur 22 -28˚ C dan kelembaban 80%-90%, kebutuhan cahaya dalam rumah jamur sekitar lebih dari 40 lux dan sinar matahari bersifat menyebar. Sirkulasi udara yang lancar akan menjamin pasokan Oksigen, untuk itu bangunan dindingnya dibuat dari anyaman bambu dan dibuat ventilasi/jendela. Keberhasilan dalam pembuatan bag log tingkat kontaminasi 2-3% dan serangan penyakit pada media tanam dapat dihindari. Nilai BER (Biological Efficiency ratio) 60%.
Sumber:
Wigati Istuti
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur

No comments:

Post a Comment